Subscribe:
<>

Jumat, 14 Oktober 2011

Batas VS Sabat


Batas VS Sabat
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Keluaran 20:8
Banyak dari kita yang tahu tentang perintah Tuhan yang keempat tersebut dalam kesepuluh hukum Allah. Saat saya membaca ayat tersebut dengan seksama, saya agak tersentak juga. Pertama kali Tuhan berkata, “Ingatlah akan hari Sabat!” Ternyata saat – saat ini Tuhan mendapati banyak orang Kristen yang tidak mengingat hari Sabat, mereka lupa, bahkan mungkin tidak mau peduli lagi. Alasannya pun bermacam – macam, ada yang karena pekerjaan, ada yang karena mengurus rumah tangga, ada yang karena pacarnya, dan masih banyak lagi alasan – alasan lainnya. Apa pun alasannya, bila kita tidak mengingat hari Sabat, maka kita melanggar perintah Allah, kita berdosa di hadapanNya. Ada begitu banyak hal yang membatasi orang Kristen untuk hanya sekedar mengingat hari Sabat, padahal hari Sabat itu hari dimana Tuhan mencurahkan berkatNya (Keluaran 20:11)! Lalu, Tuhan berkata pula, “Kuduskan hari Sabat!” Kalau kita bisa mengingat hari Sabat, itu bagus. Namun sudahkah kita menguduskannya? Apakah kita datang dengan kesungguhan hati saat kita beribadah pada hari Sabat? Ataukah ibadah kita hanya sekedar rutinitas belaka? Menguduskan berarti membuat segala sesuatunya kudus, tidak tercemar oleh apa pun. Saat beribadah, motivasi kita harus benar, jangan tercampur motivasi yang salah. Kita juga hendaknya membawa seluruh hidup kita, kesungguhan hati, dan kerinduan untuk lebih mendekat pada-Nya saat kita datang beribadah, karena dapat dipastikan bahwa Allah akan hadir dan melawat serta memberkati kita.
Berbicara tentang batas, kita akan membahas beberapa hal yang membatasi orang Kristen untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat.
·         Self Problem. Yang pertama adalah masalahnya terdapat di dalam diri kita sendiri. Rasa malas dan kesibukan pekerjaan merupakan alasan yang umum dikemukakan untuk tidak mengingat hari Sabat. Saat ini saya mau katakan, bersekutu dengan Tuhan jauh lebih berharga dari uang yang Anda dapat, bersekutu dengan Tuhan akan menggantikan rasa malas Anda dengan sukacita Tuhan. Tahukah Saudara betapa rindunya Tuhan untuk bersekutu dengan Saudara? Ia memberi kita 7 hari dalam seminggu, dan Ia hanya meminta kita untuk menguduskan hari yang ketujuh, apakah itu terlalu berat? Mari kita datang kembali kepadaNya, karena Ia menanti kita dengan tanganNya yang penuh dengan kasih. Saudara, ada masalah lain dalam diri Saudara yang lebih berbahaya, yang membatasi kerinduan Saudara, itu adalah :
o   Intimidasi diri. Ketika kita berbuat dosa, sering kali kita menghindar dari ibadah. Saya sering mendengar orang berkata, “Hatiku sedang kotor, aku berdosa, aku mau membersihkan hatiku dulu, baru aku mau datang beribadah.” Saya mau bertanya, sanggupkah Saudara membersihkan hati Saudara? Bukankah kita semua orang berdosa? Bukankah Ia mengorbankan diriNya untuk dosa-dosa kita? Saya tidak sedang berkata bahwa kita boleh terus melakukan dosa dan tetap beribadah kepadaNya, no, I do not say that. Namun sadarilah, intimidasi diri itulah yang membuat kita tidak bisa menerima anugerah Tuhan yang akan menguduskan hidup kita. Saat hati kita kotor karena berdosa, bawalah kerinduan hati kita dan minta ampun kepada Tuhan, mintalah hati yang baru, jangan malah semakin menjauh. Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, dan ingatlah, Ia berkenan pada hati yang hancur dan jiwa yang remuk.
o   Karakter/sifat kita. Seringkali, baik sadar atau tidak, sifat/karakter kita lah yang membatasi kita untuk datang kepada Tuhan, yang membatasi kita untuk dipakai Tuhan secara lebih lagi. Banyak orang yang level pemakaian Tuhannya berhenti di level tertentu, karena ia berkata, “Aku ngga bisa, aku ngga mampu,ya beginilah aku, cuma segini yang bisa kulakukan.” Saudara, jangan pernah berpikir tentang mampu atau tidak, karena saat kita hendak dipakai Tuhan, persoalannya hanya kita mau atau tidak, dan Tuhanlah yang akan memampukan kita. Ada pula orang yang berpikir seperti ini, “Ah, yang penting cukup percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatku, cukup, ngga perlu repot – repot ibadah setiap minggu.” Itu merupakan pemikiran yang salah besar! Di dalam kitab Keluaran, sampai dituliskan 2 buah perikop yang berjudul Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (Kel. 31:12-17; Kel.35:1-3). Hukuman bagi orang yang tidak menguduskannya adalah mati! Mati disini bisa berbicara tentang mati rohani, mati berkat, atau kematian yang sesungguhnya. Ingat, tidak seiota pun dari hukum Taurat akan ditiadakan. Lalu, apakah maksud dari hari Sabat itu? Yang pertama jelas, itu adalah hari dimana Tuhan mencurahkan berkatNya, kalau kita mau menerima berkat, ya kuduskanlah hari Sabat. Yang kedua, kita harus ditanam di Bait Allah, agar kita dapat berbuah dan menjadi saksiNya (Mazmur 92:13-16). Gereja merupakan tempat kita bertumbuh dan berbuah, tanpa kita aktif di dalamnya, akan sangat sukar untuk kita bertumbuh dan berbuah.
·         Community Problem. Komunitas yang kita miliki, baik di lingkungan kerja, sekolah, maupun gereja, seharusnya member dampak positif bagi kita. Namun tak jarang juga komunitas itu malah menyebabkan masalah yang berdampak negatif bagi kita, terlebih lagi berdampak pada hubungan kita dengan Tuhan.
o   Keluarga. Keluarga merupakan komunitas pertama yang kita kenal, dan dari sinilah karakter dasar kita terbentuk. Seorang anak akan bertumbuh menjadi anak yang baik atau nakal, itu tergantung dari bagaimana keluarga itu membentuknya. Dan tidak sedikit anak – anak yang broken home, membatasi diri mereka untuk datang beribadah. Entah karena minder atau malu atau merasa tidak layak, mereka lebih memilih mencari pelarian di dunia. Bagi Saudara yang broken home, pelarian Anda di dunia tidak akan memberi Anda kedamaian yang sejati, hanya Yesuslah yang mampu membalut luka Anda, dan Ia akan memberi kedamaian yang sejati. Ampunilah keluarga Anda, dan datanglah kepadaNya, jangan biarkan masalah ini menghalangi Anda untuk merasakan kasih Allah dalam hidup Anda.
o   Pergaulan. Nah, kalau hal yang satu ini sudah benar – benar amat nyata dalam kehidupan anak Tuhan. Saat mereka mengenal pergaulan yang buruk (Saudara tentu bisa mendefinisikan pergaulan yang buruk), kecenderungannya adalah mereka tidak akan mengingat hari Sabat. Mereka akan lebih memilih main game bersama teman mereka, atau jalan – jalan dengan teman – teman mereka, daripada datang beribadah ke rumah Tuhan. Ingat Saudara, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Jaga pergaulan kita, dan kuduskanlah hari Sabat.
o   Gereja. Tidak sedikit orang yang enggan pergi ke gereja karena melihat komunitas di gereja mereka. Mereka melihat pelayan – pelayan Tuhan yang tidak kudus, mereka melihat orang – orang yang menjadi batu sandungan dalam komunitas itu, sehingga mereka berpikir, “Wah, kalau pelayan Tuhan aja seperti itu, gimana dengan aku nantinya?” Orang menjadi ilfeel untuk sekedar datang ke gereja, karena melihat sikap hidup pelayan Tuhan yang tidak benar. Saudaraku, saya ingin mengingatkan bahwa Tuhan mengijinkan ilalang bertumbuh bersama dengan gandum, dan tujuannya adalah untuk menguji iman kita. Jadi, kalau kita tidak datang ke gereja hanya karena melihat ada begitu banyak ilalang di gereja, kita sedang melakukan kesalahan besar. Jangan menjadi kecewa dengan pelayanan yang orang lain lakukan, namun alangkah baiknya kalau kita melihat pelayanan kita sendiri, sudahkah kita memberi yang terbaik kepadaNya? Daripada kita dipusingkan dengan ilalang – ilalang itu, lebih baik kita terus bertumbuh di Bait Allah, terus berbuah, dan menjadi berkat bagi orang lain! Tidak gampang memang, namun ingatlah, berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Tuhan.

Tuhan memberkati :-)

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi yang tidak mempunyai akun Facebook, bisa memberi comment di sini, namun diharapkan memberikan identitas yang jelas agar bisa menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan memberkati.