“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat…” Kejadian 12:1-6
Abrahaham dipanggil dan dipilih Tuhan, untuk menjadi bapa dari sebuah bangsa pilihan Allah, yaitu bangsa Israel. Allah memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk bangsa Israel, yaitu menjadi berkat. Allah hendak membuat perbedaan antara bangsa Israel dengan bangsa lain, karena Tuhan berkata bahwa orang yang mengutuk bangsa Israel akan dikutuk, dan orang yang memberkati bangsa Israel akan diberkati, bukankah itu luar biasa?
Namun sayang sekali, bangsa Israel masih belum bisa menangkap maksud Tuhan dengan utuh. Bangsa ini masih saja hidup dengan tegar tengkuk. Mereka hanya memikirkan kebutuhan jasmani mereka. Mereka hanya ingin diberkati dan tidak mau menjadi berkat. Bayangkan saja, selama perjalanan menuju tanah Kanaan, sudah berapa kali mereka membuat hati Tuhan sakit karena persungutan mereka. Ketika mereka hanya diberi manna, mereka bosan dan minta daging (Bilangan 11). Padahal, ada maksud Tuhan dibalik semuanya itu. Perjalanan selama 40 tahun di padang gurun dan manna yang mereka makan itu merupakan sebuah ujian apakah Tuhan bisa menjadikan mereka sebagai berkat bagi bangsa lain atau tidak. Selama perjalanan di padang gurun itu, Tuhan hendak merendahkan hati bangsa Israel serta untuk melihat motivasi hati mereka dalam mengikut Tuhan (Ulangan 8:2-3). Orang yang mau menjadi berkat, tidak boleh hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, dan orang yang menjadi berkat harus hidup dari setiap firman yang Tuhan katakan. Terdapat sebuah perbedaan antara diberkati dan menjadi berkat. Diberkati itu hanya menerima dan menerima tanpa pernah memberi. Tetapi menjadi berkat itu menerima berkat, kemudian memberikan / menyalurkan berkat itu kepada orang lain yang membutuhkan.
Dari sekitar 600000 orang Israel yang keluar dari Mesir dan berjalan menuju tanah Kanaan, hanya 2 orang yang berhasil menjejakkan kaki mereka di tanah perjanjian itu. 600000 itu pun baru jumlah pria dewasa, belum termasuk wanita dan anak-anak. Betapa padang gurun itu menjadi sebuah kuburan yang mengerikan bagi orang – orang yang tidak menangkap maksud Tuhan dengan utuh. So, hati – hati dengan motivasi dalam kita mengikut Tuhan. Salah sedikit saja bisa berabe. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat menjadi berkat?
Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu. (Ulangan 29:5)
Dari ayat tersebut, ada 3 cara yang harus kita lakukan agar kita menjadi berkat bagi orang lain, terlebih lagi menjadi berkat bagi bangsa – bangsa :
1. “Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang guru…” Yang pertama adalah biarkan Tuhan yang memimpin dan memerintah dalam hidup kita. Biar kehendakNya yang terjadi di dalam hidup kita. Orang Israel yang mati di padang gurun itu adalah orang – orang yang dipimpin dan dikuasai oleh kehendaknya sendiri. “Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.” (Matius 6:33 versi Bahasa Indonesia Sehari – hari). Ini adalah hal yang paling mendasar jika kita ingin menjadi berkat, serahkan pemerintahan hidup kita kepada Tuhan, dan jangan biarkan kehendak daging kita menguasai.
2. “…pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu…” Berbicara tentang pakaian, ini merupakan gambaran dari sikap hidup kita yang harus menjadi berkat. “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3 : 12-14). Banyak bukan yang ‘pakaian’ yang harus kita kenakan untuk menjadi berkat? Dan yang terpenting adalah pakaian ini harus selalu kita kenakan dan tidak boleh rusak.
3. “…dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.” Kasut berbicara tentang firman Tuhan, dan untuk menjadi berkat maka kita harus memegang teguh firman Tuhan, dan jangan biarkan firman Tuhan terabaikan dalam hidup kita. Bila kita melihat kepada contoh bangsa Israel tadi, ketika Musa mengirimkan 12 pengintai untuk menyelidiki tanah Kanaan, 10 orang meragukan firman Tuhan dan 2 orang tetap memegang teguh janji Tuhan, yaitu Yosua dan Kaleb. Alhasil, 2 orang tersebut yang masuk ke tanah perjanjian dari sekian ratus ribu orang yang keluar dari tanah Mesir. Pegang teguh firman Tuhan, dan terus lakukan bagian kita, maka tanpa kita sadari kita akan menjadi berkat bagi orang lain! Tuhan memberkati.
0 komentar:
Posting Komentar
Bagi yang tidak mempunyai akun Facebook, bisa memberi comment di sini, namun diharapkan memberikan identitas yang jelas agar bisa menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan memberkati.