Batas VS Sabat
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
Keluaran 20:8
Banyak
dari kita yang tahu tentang perintah Tuhan yang keempat tersebut dalam
kesepuluh hukum Allah. Saat saya membaca ayat tersebut dengan seksama, saya
agak tersentak juga. Pertama kali Tuhan berkata, “Ingatlah akan hari Sabat!”
Ternyata saat – saat ini Tuhan mendapati banyak orang Kristen yang tidak
mengingat hari Sabat, mereka lupa, bahkan mungkin tidak mau peduli lagi.
Alasannya pun bermacam – macam, ada yang karena pekerjaan, ada yang karena
mengurus rumah tangga, ada yang karena pacarnya, dan masih banyak lagi alasan –
alasan lainnya. Apa pun alasannya, bila kita tidak mengingat hari Sabat, maka
kita melanggar perintah Allah, kita berdosa di hadapanNya. Ada begitu banyak
hal yang membatasi orang Kristen untuk hanya sekedar mengingat hari Sabat,
padahal hari Sabat itu hari dimana Tuhan mencurahkan berkatNya (Keluaran
20:11)! Lalu, Tuhan berkata pula, “Kuduskan hari Sabat!” Kalau kita bisa
mengingat hari Sabat, itu bagus. Namun sudahkah kita menguduskannya? Apakah
kita datang dengan kesungguhan hati saat kita beribadah pada hari Sabat?
Ataukah ibadah kita hanya sekedar rutinitas belaka? Menguduskan berarti membuat
segala sesuatunya kudus, tidak tercemar oleh apa pun. Saat beribadah, motivasi
kita harus benar, jangan tercampur motivasi yang salah. Kita juga hendaknya
membawa seluruh hidup kita, kesungguhan hati, dan kerinduan untuk lebih
mendekat pada-Nya saat kita datang beribadah, karena dapat dipastikan bahwa
Allah akan hadir dan melawat serta memberkati kita.
Berbicara
tentang batas, kita akan membahas beberapa hal yang membatasi orang Kristen
untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat.
·
Self
Problem. Yang pertama adalah masalahnya terdapat di dalam diri kita
sendiri. Rasa malas dan kesibukan pekerjaan merupakan alasan yang umum
dikemukakan untuk tidak mengingat hari Sabat. Saat ini saya mau katakan,
bersekutu dengan Tuhan jauh lebih berharga dari uang yang Anda dapat, bersekutu
dengan Tuhan akan menggantikan rasa malas Anda dengan sukacita Tuhan. Tahukah
Saudara betapa rindunya Tuhan untuk bersekutu dengan Saudara? Ia memberi kita 7
hari dalam seminggu, dan Ia hanya meminta kita untuk menguduskan hari yang
ketujuh, apakah itu terlalu berat? Mari kita datang kembali kepadaNya, karena
Ia menanti kita dengan tanganNya yang penuh dengan kasih. Saudara, ada masalah
lain dalam diri Saudara yang lebih berbahaya, yang membatasi kerinduan Saudara,
itu adalah :
o
Intimidasi diri. Ketika kita berbuat dosa,
sering kali kita menghindar dari ibadah. Saya sering mendengar orang berkata,
“Hatiku sedang kotor, aku berdosa, aku mau membersihkan hatiku dulu, baru aku
mau datang beribadah.” Saya mau bertanya, sanggupkah Saudara membersihkan hati
Saudara? Bukankah kita semua orang berdosa? Bukankah Ia mengorbankan diriNya
untuk dosa-dosa kita? Saya tidak sedang berkata bahwa kita boleh terus
melakukan dosa dan tetap beribadah kepadaNya, no, I do not say that. Namun sadarilah, intimidasi diri itulah yang
membuat kita tidak bisa menerima anugerah Tuhan yang akan menguduskan hidup
kita. Saat hati kita kotor karena berdosa, bawalah kerinduan hati kita dan
minta ampun kepada Tuhan, mintalah hati yang baru, jangan malah semakin
menjauh. Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, dan ingatlah, Ia
berkenan pada hati yang hancur dan jiwa yang remuk.
o
Karakter/sifat kita. Seringkali, baik sadar atau
tidak, sifat/karakter kita lah yang membatasi kita untuk datang kepada Tuhan,
yang membatasi kita untuk dipakai Tuhan secara lebih lagi. Banyak orang yang
level pemakaian Tuhannya berhenti di level tertentu, karena ia berkata, “Aku ngga bisa, aku ngga mampu,ya beginilah aku, cuma segini yang bisa kulakukan.”
Saudara, jangan pernah berpikir tentang mampu atau tidak, karena saat kita
hendak dipakai Tuhan, persoalannya hanya kita mau atau tidak, dan Tuhanlah yang
akan memampukan kita. Ada pula orang yang berpikir seperti ini, “Ah, yang
penting cukup percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatku, cukup, ngga perlu repot – repot ibadah setiap
minggu.” Itu merupakan pemikiran yang salah besar! Di dalam kitab Keluaran,
sampai dituliskan 2 buah perikop yang berjudul Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (Kel. 31:12-17;
Kel.35:1-3). Hukuman bagi orang yang tidak menguduskannya adalah mati! Mati
disini bisa berbicara tentang mati rohani, mati berkat, atau kematian yang
sesungguhnya. Ingat, tidak seiota pun dari hukum Taurat akan ditiadakan. Lalu,
apakah maksud dari hari Sabat itu? Yang pertama jelas, itu adalah hari dimana
Tuhan mencurahkan berkatNya, kalau kita mau menerima berkat, ya kuduskanlah
hari Sabat. Yang kedua, kita harus ditanam di Bait Allah, agar kita dapat
berbuah dan menjadi saksiNya (Mazmur 92:13-16). Gereja merupakan tempat kita
bertumbuh dan berbuah, tanpa kita aktif di dalamnya, akan sangat sukar untuk
kita bertumbuh dan berbuah.
·
Community
Problem. Komunitas yang kita miliki, baik di lingkungan kerja, sekolah,
maupun gereja, seharusnya member dampak positif bagi kita. Namun tak jarang
juga komunitas itu malah menyebabkan masalah yang berdampak negatif bagi kita,
terlebih lagi berdampak pada hubungan kita dengan Tuhan.
o
Keluarga. Keluarga merupakan komunitas pertama
yang kita kenal, dan dari sinilah karakter dasar kita terbentuk. Seorang anak
akan bertumbuh menjadi anak yang baik atau nakal, itu tergantung dari bagaimana
keluarga itu membentuknya. Dan tidak sedikit anak – anak yang broken home, membatasi diri mereka untuk
datang beribadah. Entah karena minder atau malu atau merasa tidak layak, mereka
lebih memilih mencari pelarian di dunia. Bagi Saudara yang broken home, pelarian Anda di dunia tidak akan memberi Anda
kedamaian yang sejati, hanya Yesuslah yang mampu membalut luka Anda, dan Ia
akan memberi kedamaian yang sejati. Ampunilah keluarga Anda, dan datanglah
kepadaNya, jangan biarkan masalah ini menghalangi Anda untuk merasakan kasih
Allah dalam hidup Anda.
o
Pergaulan. Nah, kalau hal yang satu ini sudah
benar – benar amat nyata dalam kehidupan anak Tuhan. Saat mereka mengenal
pergaulan yang buruk (Saudara tentu bisa mendefinisikan pergaulan yang buruk), kecenderungannya
adalah mereka tidak akan mengingat hari Sabat. Mereka akan lebih memilih main game bersama teman mereka, atau jalan –
jalan dengan teman – teman mereka, daripada datang beribadah ke rumah Tuhan.
Ingat Saudara, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Jaga
pergaulan kita, dan kuduskanlah hari Sabat.
o
Gereja. Tidak sedikit orang yang enggan pergi ke
gereja karena melihat komunitas di gereja mereka. Mereka melihat pelayan –
pelayan Tuhan yang tidak kudus, mereka melihat orang – orang yang menjadi batu
sandungan dalam komunitas itu, sehingga mereka berpikir, “Wah, kalau pelayan
Tuhan aja seperti itu, gimana dengan aku nantinya?” Orang menjadi ilfeel untuk sekedar datang ke gereja,
karena melihat sikap hidup pelayan Tuhan yang tidak benar. Saudaraku, saya
ingin mengingatkan bahwa Tuhan mengijinkan ilalang bertumbuh bersama dengan
gandum, dan tujuannya adalah untuk menguji iman kita. Jadi, kalau kita tidak
datang ke gereja hanya karena melihat ada begitu banyak ilalang di gereja, kita
sedang melakukan kesalahan besar. Jangan menjadi kecewa dengan pelayanan yang orang
lain lakukan, namun alangkah baiknya kalau kita melihat pelayanan kita sendiri,
sudahkah kita memberi yang terbaik kepadaNya? Daripada kita dipusingkan dengan
ilalang – ilalang itu, lebih baik kita terus bertumbuh di Bait Allah, terus
berbuah, dan menjadi berkat bagi orang lain! Tidak gampang memang, namun
ingatlah, berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Tuhan.
Tuhan
memberkati :-)
0 komentar:
Posting Komentar
Bagi yang tidak mempunyai akun Facebook, bisa memberi comment di sini, namun diharapkan memberikan identitas yang jelas agar bisa menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan memberkati.